Langsung ke konten utama

RANGKUMAN KEBIJAKAN TIK INDONESIA


RANGKUMAN KEBIJAKAN TIK INDONESIA

A.    CETAK BIRU TIK NASIONAL
Bersumber dari beberapa penelitian tentang Rangking TIK Indonesia berdasarkan Kesiapan dalam sarana dan prasarana TIK, Indek kesempatan serta penggunaan TIK dalam pemerintahan, Indonesia masih berada pada posisi yang bisa dinggap paling bawah dibandingkan negara lain. Ini secara keseluruhan  menunjukkan bahwa perkembangan TIK masih belum baik. Di bawah ini beberapa isu pokok masalah TIK di Indonesia:
1.      Pendanaan
Lembaga pembiayaan untuk kepemilikan PC terbatas dan  ketentuan perpajakan yang belum kondusif.
2.      Interoperabilitas dan Interkonektivitas
Belum konvergentif, belum tersosialisasi dengan baik, dan adanya keterpusatan Informasi
3.      e-Leadership
Peran sebagai rujukan TIK belum terbangun serta belum ada institusi CIO (Chief Information Officer) Indonesia.
4.      Industri
Jumlah pengembang rendah, Jumlah ISV (Internet Service Provider rendah), tingkat pembajakan perangkat lunak masih tinggi, dan CMM (Capability Maturity Model) Indonesia belum ada.
Sasaran  pengembangan TIK Nasional yang perlu dilakukan agar perkembangan TIK Nasional lebih baik adalah antara lain:
1.      National Backbone, terbentuknya Government Backbone
2.      Terkonsolidasinya budget TIK nasional
3.      Terbentuknya critical mass pemilik komputer
4.      Terbentuknya critical mass pengguna internet sehingga menarik bagi industri untuk menyediakan infrastruktur sampai ke last mile level (perkantoran, perumahan, dan institusi pendidikan).
5.      Terbentuknya critical mass aplikasi yang dikembangkan secara domestik, sehingga industri tertarik untuk menyediakan layanan jasa TIK
6.      Terbentuknya critical mass konten TIK sehingga menarik bagi industri untuk mengembangkan domestic content.
7.      Intervensi pemerintah untuk menyambungkan masyarakat (connecting communities)  dengan cara pengadaan backbone Nasional, Harga komputer yang terjangkau, Harga berlangganan internet yang terjangkau,
8.      Mensyaratkan porsi komponen lokal untuk setiap investasi TIK dilingkungan pemerintah dalam rangka menghidupkan industri TIK baik Komponen hardware,  Komponen software , Konten, dll.
9.      Melengkapi berbagai kebijakan dan peraturan TIK.
10.  Peningkatan kualitas SDM TIK melalui kerjasama antara berbagai instansi pemerintah dengan pusat penelitian dan pendidikan TIK di perguruan tinggi.
11.  Menyediakan dana yang bersifat multiyears untuk mencapai critical mass TIK dan menjamin keberlanjutan TIK.
Maka menuju perbaikan TIK Nasional 2015 dilakukan beberapa perbaikan diberbagai aspek diantaranya:
1.    Gerakan Nasional Membangun Masyarakat Cerdas
2.    Pengembangan Infrastruktur Informasi yang Konvergentif
3.    Memfasilitasi Industri TIK
4.    Pembangunan e-Leadership
5.    Interoperabilitas Layanan Publik


B.     PENGEMBANGAN  TIK DEPDIKNAS  
Fungsi utama dari pengembangan TIK DEPDIKNAS adalah membangun sistem manajemen dan pendidikan berbasis TIK dengan menyediakan beragam layanan TIK yang terpadu/terintegrasi khususnya untuk lingkup komunitas DEPDIKNAS dan masyarakat luar. Program TIK DEPDIKNAS dirancang, disusun dan dilaksanakan agar dapat memberikan sebesar-besarnya manfaat bagi semua pihak, khususnya komunitas DEPDIKNAS, meliputi: Pimpinan, Guru, Siswa, Pegawai dan Alumni.
Beberapa langkah yang dilakukan DEPDIKNAS dalam mengembangkan TIK adalah:
1.    Peningkatan Jaringan Internet (Jarnet)
2.    Jaringan Informasi Sekolah (JIS)
3.    Mobile Training Unit (MTU)
4.    School Mapping (Pemetaan Sekolah)
5.    Program Teknik Penyiaran Radio/TV (Broadcasting)
6.    Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI)
7.    Wide Area Network Kota/Kabupaten (WAN Kota/Kabupaten)
8.    TIK Center
Namun beberapa kendala yang ditemui DEPDIKNAS dalam mengembangkan TIK adalah:
1.      Kendala dukungan kebijakan dari pemerintahan daerah
2.      Kendala pendanaan dan kesinambungan program
3.      Kendala implementasi program
4.      Kendala teknologi infrastruktur dan konektifitas
5.      Kendala pengembangan lokal konten

C.    E-LEARNING
Learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Beberapa karakteristik e-learning adalah:
1.      Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
2.      Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
3.      Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja.
4.      Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Adapun Manfaat E-learning adalah:
  1. Fleksibel. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses perjalanan.
  2. Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar.
  3. Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar dan efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan akomodasi.
Kerangka kerja E-Learning adalah:
1.      Kelembagaan terdiri atas urusan administrasi, urusan akademik, dan layanan mahasiswa
2.      Manajemen
Diperlukannya manajemen orang0orang yang terlibat e-learning, manajemen tim pelaksana serta manajemen e-learning itu sendiri.
3.      Teknologi
Diperlukannya perencanaan infrastruktur berupa hardware dan software.
4.      Pedagogis
Perlu dilakukan analisis konten yaitu konten yang diberikan harus memperhatikan kemampuan peserta , analisis media serta materi harus sesuai dengan tujuan dilakukannya e-learning. Dalam e-laerning juga harus memperhatikan strategi yang dilakukan dalam penyampaian konten.
5.      Etika
Dalam e-learning etika yang perlu diperhatikan antara lain pengaruh sosial, perbedaan budaya, perbedaan geografi, etika berfikir, kesenjangan digital dan hal lain yang mungkin mempengaruhi.
6.      Desain tampilan
Tampilan yang diberikan harus semenarik mungkin agar tujuan pemebelajaran dapat tercapai.
7.      Sumber pendukung
Sumber pendukung dapat berupa dukungan online dan sumber belajar yang lain
8.      Evaluasi
Evaluasi yang dapat dilakukan dapat berupa penilain konten, lingkungan belajar, penilaian di tingkat lembaga serta penilaian siswanya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

kolaborasi orang tua dan guru dalam pendidikan Anak Usia Dini

MID SEMESTER KOLABORASI ORANG TUA DAN GURU DALAM PENDIDIKAN AUD OLEH : ISA HIDAYATI / 1100795 PG PAUD REGULER 2011 DOSEN PEMBIMBING: Nurhafizah ,M.Pd PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 1.       Jelaskanlah urgensi/pentingnya kolaborasi orang tua dan guru dalam mengembangkan kemampuan AUD !         Orang tua sebagai mitra guru   dalam pendidikan anak usia dini perlu mengetahui pembelajaran yang dilaksanakan anak di sekolah. Karena apabila orang tua   pasif dan tidak memperhatikan anaknya maka anak   dalam menerima pelajaran dari sekolah merasa bingung dengan dua dunia yang berbeda. Pembiasan-pembiasaan di rumah berbeda dengan apa yang diajarkan di sekolah sehingga anak akan menemui masalah dalam pembelajaran dan penyesuaian. Apalagi dalam pendidikan anak usia dini yang merupakan peletak dasar pendidikan pada anak.          Orang tua juga harus bisa menjadi pendukung pembelajaran

pengembangan program pembelajaran sains AUD

MAKALAH PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN SAINS AUD OLEH NAMA ANGGOTA: Zahratul Qalbi (1100776) Nora Elina (1100771) Dona sri rahayu (1100794) Syarifah nurza (1100792) Islamaisa (1100793) Della Delina (1100765) Ezi Alfrina (1100755) Syukrina Wiladatika (1100780) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURUPENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN SAINS AUD”.              Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Pengembangan Program Pembelajaran Sains AUD.Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pengembangan Program Pembelajaran Sains AUD. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kri

media audio visual dan serbaneka

Media pembelajaran audio visual dan serbaneka A.     Media Audio Visual 1.    Pengertian Media Audio Visual Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.(Rohani, 1997: 97-98). Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media audiovisual merupakan kombinasi dari media audio dan media visual, atau biasa disebut media pandang dengar. Dengan menggunakan media audio visual ini maka penyajian isi tema kepada anak akan semakin lengkap dan optimal, selain itu media iini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini guru tidak berperan sebagai penyampaian materi bisa diganti oleh media. Peran guru bisa beralih menjadi fasilita