Langsung ke konten utama

administrasi kesiswaan


PROFESI KEPENDIDIKAN
ADMINISTRASI KESISWAAN


OLEH :
KELOMPOK 2
DESMA LENI/1100761
GUSMETA/1100784
ISA HIDAYATI/1100795
SITI MUTMAINAH/1100749
YURIKE FRANSISKA/1100773

DOSEN PEMBIMBING:
Drs. Syahril, M.Pd


PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
ASMINISTRASI KESISWAAN
1.      Pengertian administrasi kesiswaan
Menurut mantja dan sutisna administrasi kesiswaan adalah proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa, pembinaan selam siswa berada di sekolah, sampai siawa menamatakan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.
Administrasi kesiswaan merupakan usaha dan kegiatan yang meliputi pengaturan tentang administrasi yang berkaitan dengan siswa dalam upaya mengembangkan potensi siswa. Administrasi Kesiswaan berhubungan dengan Tata Usaha dalam penyimpanan data-data siswa.
Penyimpanan data tersebut harus ditangan oleh satu orang saja, jika ditangani oleh beberapa orang maka akan mempersulit dalam pencariannya. Administrasi murid dibagi dalam berbagai file, diantaranya :
a. Buku Induk
Buku Induk berisi tentang data pribadi siswa yang meliputi : nama siswa, nama orang tua, tempat tanggal lahir, alamat siswa, alamat orang tua, dll yang meliputi tentang siswa itu sendiri.
b. Presensi Siswa
Berisi tentang kehadiran siswa setiap hari selama 1 bulan dan setelah itu direkap sebagai laporan kepada wali kelas.
c. Jurnal Kelas
Berisi tentang kegiatan proses belajar mengajar dalam kelas perjam pelajaran.
d. Laporan Hasil Nilai Siswa
Berisi tentang hasil nilai yang telah dilaksanakan dalam 1 semester oleh siswa.
Secara garis besar A. Gaffer MS mengelompokkan administrasi kesiswaan tersebut kepada tiga bidang :
a.      Pupil Inventory
Pupil Inventory adalah berupa daftar yang mengambarkan data siswa yang akan memasuki suatu lembaga pendidikan atau sekolah. Dengan adanya Pupil Inventory ini maka akan dapat diketahui gambaran tentang keadaan-keadaan murid/siswa yang akan memasuki sekolah tersebut, dan begitu juga akan dapat dilihat pertumbuhan jumlah penduduk  terutama mengenai anak-anak usia sekolah.
b.      Pupil Accounting
Pupil Accounting merupakan penyusunan keterangan-keterangan tentang tingkah laku siswa/murid selama bersekolah. Keterangan-keterangan tersebut meliputi masalah-masalah siswa yang tidak masuk belajar ke sekolah, siswa-siswa yang meninggalkan pelajaran di sekolah, siswa yang sering terlambat dan sebagainya. Dengan demikian masalah Pupil Accounting lebih banyak berhubungan dengan absensi siswa.
c.       Pupil Personel Service
Pupil Personel Service merupakan semua layanan dan seluruh usaha-usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk kemajuan siswa/murid. Layanan dan usaha yang dimaksud adalah berupa bimbingan dan konseling terhadap siswa/murid  yang membutuhkannya.

2.      Perencanaan dan penerimaan siswa baru
Sebagai dasar pembuatan kebijakan mengenai proses penerimaan peserta didik atau penerimaan siswa baru, Permendikanas Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, menggariskan ketentuan yang berkenaan dengan criteria calon peserta didik dan norma-norma pelaksanaan penerimaan peserta didik.

 Kriteria calon peserta didik  :
1) SD/MI berusia sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun, pengecualian terhadap usia peserta didik yang dari 6 (enam) tahun dilakukan atas dasar rekomendasi tertulis dari pihak yang berkompeten, seperti koselor sekolah/madrasah maupun psikolog.
2) SDLB/SMPLB/SMALB berasal dari peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, intelektual, mental, sensorik, dan/atau sosial;
3) SMP/MTs berasal dari lulusan SD, MI, Paket A atau satuan pendidikan bentuk lainnya yang sederajat.
4) SMA/SMK, MA/MAK berasal dari anggota masyarakat yang telah lulus dari SMP/MTs, Paket B atau satuan pendidikan lainnya yang sederajat.

 Penerimaan Peserta didik sekolah dilakukan :
1) Secara objektif, transparan, dan akuntabel sebagaimana tertuang dalam aturan sekolah/madrasah,
2) Tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan gender, agama, etnis, status sosial, kemampuan ekonomi bagi SD/MI, SMP/Mts penerima subsidi dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah;
3) Berdasar kriteria hasil ujian nasional bagi SMA/SMK, MA/MAK
4) Sesuai dengan daya tampung sekolah/madrasah.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam proses perencanaan penerimaan siswa baru adalah:
a.       Penetapan daya tampung
Penetapan  daya tampung sekolah ditentukan pada saat rapat sekolah atau oleh panitia penerimaan siswa baru. Penetapan daya tampung dapat dilakukan dengan formulasi separti di bawah ini:
DYT=BB x MB-ATK
DYT= daya tampung
BB=banyak bangku
MB=muatan bangku
ATK=anak tinggal kelas
b.      Penetapan syarat calon siswa
Disamping ada spesifikasi dari masing-masing sekolah namun kantor wilayah Depdikbud biasanya memberikan pedoman kepada sekolah tentang prasyarat calon siswa baru.
Beberpa prasyarat yang bersifat administrative antara lain:
·         Surat keterangan kelahiran
·         STTB disertai salinan rapor
·         Surat keterangan kesehatan dari dokter
·         Surat keterangan kelakuan baik
·         Mengisi formulir pendaftaran
·         Pas foto
·         Membayar uang pendaftaran.
Persyaratan yang bersifat akademik berkenaan dengan mutu yang harus dimiliki oleh calon siswa. Untuk melihat mutu ini dapat diketahui dengan beberapa cara antara lain memilih calon yang memiliki prestasi yang baik ketika masih duduk di bangku sekolah sebelumnya. Dapat pula dilakukan dengan melalui tes di mana dari tes tersebut akan dapat diketahui calon yang mempunyai prestasi baik dan menggembirakan (tinggi).

c.       Penetapan panitia penerimaan siswa baru
Pembentukan panitia ini dimaksudkan agar ada pembagian tugas dan tanggungjawab secara konkrit sebab tugas yang ada berbeda dengan tugas sehari-hari yang dilakukan oleh guru.
Beberapa kegiatan yang dilakuakan oleh panitia yaitu:
·         Mengadakan publikasi
·         Mempersiapkan formulir pendaftaran
·         melayani pendaftaran
·         melaksanakan penyaringan
·         pengumuman calon yang diterima
·         melayani pendaftaran ulang
·         membuat aporan pertanggungjawaban
setelah siswa diterima di sekolah maka kegiatan yang harus dilakukan adalah:
a.       orientasi siswa baru
beberapa hal yang dilakukan dalam orientasi siswa adalah:
·         memperkenalkan fasilitas sekolah.
·         Memeperkenalkan civitas akademika ( guru, para karyawan. Senior/siswa lama)
·         Memperkenalkan program sekolah ( ideology Negara,kurikulum sekolah)

b.      Pengaturan disiplin dan tata tertib sekolah
§      Pendekatan dalam disiplin terdiri atas pendekatanpositif dan pendekatan negative
§      Tujuan disiplin:
-          Mampu membentuk anak yang bertanggung jawab dan mandiri
-          Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
§      Tanggung jawab kepala sekolah dalam tegaknya disiplin di sekolah
Sutisna (1985) menyebutkan ada 3 usaha yang dapat dilukukan dalam memajukan disiplin di sekolah yaitu:
-          Memajukan pendekatan positif terhadap disiplin
-          Pencegahan dan penguasaan diri
-          Memelihara tatat tertib


3.      Pembinaan kesiswaan
a.       Pengertian dan tujuan
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah tidak hanya terpaku pada pencapaian aspek akademik, melainkan aspek non-akademik juga; baik penyelenggaraannya dalam bentuk kegiatan kurikuler ataupun ekstra-kurikuler, melalui berbagai program kegiatan yang sistematis dan sistemik. Dengan upaya seperti itu, peserta didik (siswa) diharapkan memperoleh pengalaman belajar yang utuh; hingga seluruh modalitas belajarnya berkembang secara optimal.
Pembinaan kesiswaan bertujuan untuk:
Ø  Meningkatkan peran serta dan membina sekolah sebagai wiyata mandala sehingga siswa terhindar dari pengaruh negatif yang bertentangan dengan budaya nasional.
Ø  Menumbuhakan daya tangkal siswa dari pengaruh negatif yang datang dari dalam maupun luar sekolah
Ø  Memantapkan kegiatan ekstra kurikuler dan menunjang kurikulum
Ø  Meningkatakan apresiasi dan penghayatan seni.
Ø  Menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara
Ø  Meneruskan dan mengembangkan jiwa, semangat serta nilai-nilai ‘45
Ø  Meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani
b.      Jalur pembinaan kesiswaan
Ø  Organisasi siswa
Salah satu organisasi siswa adalah OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) yang resmi diakui dan diselenggarakan oleh sekolah/madrasah. Dewasa ini kegiatan siswa dibawah OSIS ini berkembang pesat seperti Rohis, PMR, Pramuka, Kelompok kajian teknologi dan sebagainya.
Oleh karena itu agar organisasi yang ada ini berjalan dengan baik, maka pengaturannya perlu ditata sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan organisasi yaitu pengebangan pengetahuan dan kemampuan penalaran, pengembangan keterampilan dan pengembangan sikap, selaras dengan visi, misi dan tujuan sekolah.
Ø  Latihan kepemimpinan
Ø  Kegiatan ekstrakurikuler
Ø  Kegiatan wawasan wiyat mandala
Dengan demikian, dalam pembinaan kesiswaan terlingkup program kegiatan yang langsung melibatkan peserta didik (siswa) sebagai sasaran; ada pula program yang melibatkan guru sebagai mediasi atau sasaran antara (tidak langsung). Namun, sasaran akhir dari kinerja pembinaan kesiswaan adalah perkembangan siswa yang optimal; sesuai dengan karakteristik pribadi, tugas perkembangan, kebutuhan, bakat, minat, dan kreativitasnya.
Fungsi dan tujuan akhir pembinaan kesiswaan secara umum sama dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; sebagaimana tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


4.      Instrumen pengelolaan kesiswaan
Menurut Arikunto (1988), catatan tentang data siswa di sekolah dibedakan atas dua jenis yaitu :
Ø  Catatan data siswa untuk sekolah, yang meliputi : buku induk, buku kleper, catatan tata tertib sekolah, yaitu kumpulan semua peraturan (bersifat umum dan khusus, ada yang dari pemerintah dan ada dari produk sekolah itu sendiri).
Ø   Catatan siswa untuk masing-masing kelas yaitu : buku kelas yang merupakan cuplikan dari buku induk, buku presensi kelas, buku catatan Bimbingan dan konseling, buku catatan prestasi murid, yang meliputi buku daftar nilai dan buku lagger, buku rapar dan buku mutasi

5.      Peranan guru dalam administrasi kesiswaan
Beberapa peranan guru dalam administrasi kesiswaan itu di antaranya adalah:

a. Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkan untuk ambil bagian. Di antara mereka dapat ditunjuk menjadi panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-tugas teknis mulai dari pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas.
b. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya. Peranan guru dalam hal ini sangat penting, karena andaikata terjadi salah langkah pada saat pertama, dapat berakibat kurang menguntungkan bagi jiwa anak untuk waktu-waktu selanjutnya.
c. Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas, guru mempunyai andil yang besar juga. Guru diharapkan mampu mencatat/ merekam kehadiran ini meskipun dengan sederhana akan tetapi harus baik. Data kehadiran ini dimungkinkan untuk bahan
pertimbangan penilaian terhadap siswa, misalnya sebagai pertimbangan dalam menetapkan kenaikan kelas.
d. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasi berprestasi tinggi, guru juga harus mampu menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut. Hal ini dapat mereka lakukan misalnya dengan membuat grafik prestasi belajar siswa-siswanya.


DAFTAR PUSTAKA
Syahril.2008. Profesi kependidikan. Padang: UNP
















Komentar

Postingan populer dari blog ini

kolaborasi orang tua dan guru dalam pendidikan Anak Usia Dini

MID SEMESTER KOLABORASI ORANG TUA DAN GURU DALAM PENDIDIKAN AUD OLEH : ISA HIDAYATI / 1100795 PG PAUD REGULER 2011 DOSEN PEMBIMBING: Nurhafizah ,M.Pd PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 1.       Jelaskanlah urgensi/pentingnya kolaborasi orang tua dan guru dalam mengembangkan kemampuan AUD !         Orang tua sebagai mitra guru   dalam pendidikan anak usia dini perlu mengetahui pembelajaran yang dilaksanakan anak di sekolah. Karena apabila orang tua   pasif dan tidak memperhatikan anaknya maka anak   dalam menerima pelajaran dari sekolah merasa bingung dengan dua dunia yang berbeda. Pembiasan-pembiasaan di rumah berbeda dengan apa yang diajarkan di sekolah sehingga anak akan menemui masalah dalam pembelajaran dan penyesuaian. Apalagi dalam pendidikan anak usia dini yang merupakan peletak dasar pendidikan pada anak.          Orang tua juga harus bisa menjadi pendukung pembelajaran

pengembangan program pembelajaran sains AUD

MAKALAH PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN SAINS AUD OLEH NAMA ANGGOTA: Zahratul Qalbi (1100776) Nora Elina (1100771) Dona sri rahayu (1100794) Syarifah nurza (1100792) Islamaisa (1100793) Della Delina (1100765) Ezi Alfrina (1100755) Syukrina Wiladatika (1100780) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURUPENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN SAINS AUD”.              Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Pengembangan Program Pembelajaran Sains AUD.Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pengembangan Program Pembelajaran Sains AUD. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kri

media audio visual dan serbaneka

Media pembelajaran audio visual dan serbaneka A.     Media Audio Visual 1.    Pengertian Media Audio Visual Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.(Rohani, 1997: 97-98). Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media audiovisual merupakan kombinasi dari media audio dan media visual, atau biasa disebut media pandang dengar. Dengan menggunakan media audio visual ini maka penyajian isi tema kepada anak akan semakin lengkap dan optimal, selain itu media iini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini guru tidak berperan sebagai penyampaian materi bisa diganti oleh media. Peran guru bisa beralih menjadi fasilita