MAKALAH
PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
SAINS AUD
OLEH
NAMA
ANGGOTA:
Zahratul Qalbi (1100776)
Nora Elina (1100771)
Dona sri rahayu (1100794)
Syarifah nurza (1100792)
Islamaisa (1100793)
Della Delina (1100765)
Ezi
Alfrina (1100755)
Syukrina
Wiladatika (1100780)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURUPENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENGEMBANGAN PROGRAM
PEMBELAJARAN SAINS AUD”.
Makalah
ini berisikan tentang informasi tentang Pengembangan Program Pembelajaran Sains
AUD.Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang Pengembangan Program Pembelajaran Sains AUD.
Kami
menyadari bahwa
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan
Makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan
Makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Padang,
10 september 2012
penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………...xi
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar
belakang……………………………………………………………………1
b. Rumusan
masalah……………………………………………………………...…2
c.
Tujuan ……………………………………………………………………...…….2
d.
Manfaat………………………………………………………………………..…2
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
……………………………………………………………………...10
b. Saran…………………………………………………………………………......10
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………….11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Dalam pembelajaran sains, Nugraha (2000), menjelaskan bahwa
sebetulnya terdapat dua teknik penentuan tujuan pembelajaran sains. Pertama,
dengan memilih dari kurikulum/program sains yang telah ada jika hal tersebut
memang telah tersedia. kedua, dengan merumuskan sendiri dengan mengacu pada
pada rambu-rambu yang semestinya.
Rumusan tujuan hendaklah jelas sasarannya, dapat digambarkan
perilakunya, kondisi penunjang atau prasyaratnya efektif serta tingkat atau
kualifikasinya sesuai dengan karakteristik anak. Tuntutan rumusan tujuan
seperti itu akan semakin tinggi manakala tujuan yang diminta berupa berupa
rumusan tujuan pembelajaran yang bersifat khusus, karena tujuan yang bersifat
khusus merupakan indikator standar dalam mengetahui ketercapaian suatu program
pembelajaran .
Tugas utama guru/tutor, termasuk guru/tutor sains yaitu
mengembangkan seluruh spek perkembangan anak secara optimal, untuk itu pilihan
yang dianjurkan dalah tetap menggunakan pendekatan dengan model terpadu.
Penjelasan tambahannya disamping seperti yang telah dijelaskan , dengan model
terpadu berbagai kelemahan yang muncul dari kedua model lainnya lebih dapat
teratasi .
Untuk itu setiap guru sains hendaklah bekerja secara seksama
pda saat pembuatan program, karena program yang dibuatnya akan menentukan
berhasil atau tidaknya pelaksanaan pembelajaran sains yang dilakukannya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa itu pembelajaran sains AUD?
2. Bagaimana pengembangan unit dan
perencanaan program pembelajran sains AUD?
3. Bagaimana strategi dan pendekatan
pengembangan/program pembelajaran sains AUD?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu
pembelajaran sains AUD
2. Untuk mengetahui bagaimana
pengembangan unit dan perencanaan program pembelajran sains AUD
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi
dan pendekatan pengembangan/program pembelajaran sains
D.
Manfaat
1. Dapat mengetahui apa itu pembelajaran sains AUD
2. Dapat mengetahui bagaimana pengembangan unit dan
perencanaan program pembelajran sains AUD
3. Dapat mengetahui bagaimana strategi dan pendekatan
pengembangan/program pembelajaran sains
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian pembelajaran sains AUD
Perencanaan
adalah aktivitas yang menggambarkan di muka hal-hal yang harus dikerjakan dan
cara mengerjakannya dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan (The Liang Gie,
1996 ). Pendapat lain dikemukakan oleh Murdick and Ross (2000), bahwa
perencanaan merupakan pemikiran yang mendahului tindakan mencakup pengembangan
dan pemilihan alternatif-alternatif tindakan yang diperlukan untuk mencapai
suatu tujuan.
Sedangkan
perencanaan pembelajaran menurut Nana Sudjana ( 1998), secara umum adalah
kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilakukan dalam suatu
pembelajaran (PBM), yaitu dengan mengkoordinasikan
(mengatur dan menetapkan ) komponen-komponen pengajaran ; sehingga arah
kegian ( tujuan), isi kegiatan (materi), cara pencapaian kegiatan (metode
dan teknik) serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan
sistematis.
Apabila
aspek-aspek yang terkait dengan pembelajaran sains Holt, Bess-Genne (2001)
menjelaskan aspek-aspek pengembangan sains bagi anak usia dini yang meliputi
tujuan, dukungan material yang dibutuhkan, penyiapan anak , pengembangan
kegiatan, penguatan dan penghargaan, lembar kerja anak dan dan evaluasi; maka
batasan dari perencanaan pembelajaran sain adalah memprediksi atau
memperkirakan hal-hal yang diperlukan sebagaimana kebutuhan dari unsu-unsur
yang teridentifikasi tersebut .
2. Bagaimana
Pengembangan Unit dan Perencanaan Program Pembelajaran Sains AUD
a.
Pengembangan unit pembelajran sains
Jika kita konsisten dan komitmen model program yang dipilh
adalah model yang sifatnya terintegrasi , maka pembelajaran sains sebaiknya
menggunakan pendekatan unit , sebab dengan teaching unit dapat dilakukan
pembelajaran dengan system interdisipliner dan terpadu.
Unit sains adalah sebagai skema
konseptual yang berhubungan dengan ide, ketrampilan dan aktivitas yang di
satukan melalui topik atau tema sederhana.misalnya bumi dan permukaanya. Jadi
unit adalah gambaran sasaran pengembangan pembeljaran sains yang akan di
pelajari oleh anak.
Koestelnik, etal (1991) menyampaikan
keuntungan pengembnangan pembelajaran dengan tema (unit atau key concept)yaitu
pengajaran tema dapat mengakomodasikan perubahan- perubahan-perubahan minat
pada anak hingga mereka dapat belajar secara
lebih fleksibel dan ini penting karena
dapat memberikan kesempatan , lebih jauh dengan tema dapat
dikembangkan berdasarkan respon dari
anak atau kelompok anak.
Pembelajaran sains akan mengarah
pada kegiatan yang amat akademis dan prestatif, sehingga menjenuhkan bahkan
dapat membuat anak mogok kegiatan. Walaupun tentunya, jika kita melihat
dari pengalaman sains yang akan diperoleh cenderung akan lebih banyak,
dibanding dengan model lainnya, tetapi harus disadari bahwa kita mengembangkan
sains pada kelompok anak usia dini, yang kemampuan serta perkembangannya belum
matang secara sempurna terutama pada aspek kognitif.
Terdapat beberapa prinsi yang harus
di perhatikan dalam mengembangkan unit, diantaranya adalah:
1. Berhubungan langsung dengan pengalaman
kehidupan nyata si anak dan harus dibuat
dari apa yang diketahui oleh anak.
2. Mencerminkan konsep yang perlu
dikuasai oleh anak.
3. Mendukung materi utama (dalam
kurikulum) sehingga berdasarkan penelitian.
4. Berupa materi terpadu antara konsep
dan proses.
5. Berhubungan dengan aktivitas yang
sering kali dilakukan oleh anak.
6. Informasi terkait tema dapat di
rasakan anak dan dapat di diskusikan
7. Materi yang sama hendaklah dilakukan
melalui aktivitas yang berbeda.
8. Hendak lah merupakan perpaduan dari
beberpa area bahan ajar dalam program pendididkan anak usia dini.
Selanjutnya Dixon (1991)menyarankan
cara memilih topic atau tema atau unit yang tepat untuk integrative kurikulum
dalam pengembangan pembeljaran sains yaitu:
Ø Berdasarkan minat anak
Ø Berdasarkan minat guru
Ø Berdasarkan kebutuhan anak
Ø Sesuai dengan situasi tahun itu,
cuaca,dan kegiatan –kegiatan khusus.
Ø Pertimbangan prioritas pengetahuan
yang mesti dikuasai anak.
Ø Kurikulum sekolah dan harapan anak
Ø Ketersedian sumber(buku, film, tape,
dll)
Tugas utama guru/tutor, termasuk
guru/tutor sains yaitu mengembangkan seluruh spek perkembangan anak secara
optimal, untuk itu pilihan yang dianjurkan dalah tetap menggunakan pendekatan
dengan model terpadu. Penjelasan tambahannya disamping seperti yang telah
dijelask[[[[an , dengan model terpadu berbagai kelemahan yang muncul dari kedua
model lainnya lebih dapat teratasi .
Jika para guru suda berhasil
menetukan pilihan model program sains, tugas guru berikutnya adalah
tinggal menentukan langkah-langkah untuk mengemasnya.
Secara umum , teknis atau cara kerja
dalam pengembangan program pembelajaran sains dapat mengikuti alur yang
digambarkan melalui skema dibawah ini :
Dari gambar diatas, dapat
disimpulkan bahwa guru/tutor PAUD sebagai pengembang program sains harus mampu
mengintegrasikan aspek anak dengan aspek sains secara harmonis .
Untuk itu setiap guru sains
hendaklah bekerja secara seksama pda saat pembuatan program, karena program
yang dibuatnya akan menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan pembelajaran
sains yang dilakukannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
oleh para guru/tutor sains ketika secara umum, diantaranya :
¨ sebelum memulai pengembangan program
pembelajaran hendaklah guru/tutor sudah meyakinkan diri bahwa dia sudah
memahami perkembangan dan karakteristik anak secara memadai ,
¨ sebelum memulai pengembangan program
pembelajaran hendaklah guru/tutor sudah meyakinkan diri bahwa dia sudah
memahami ruang lingkup program sains, baik dari dimensi isi bahan kajian maupun
dari dimensi pengembangan kemampuan anak,
¨ jika rambu-rambu 1 dan atau 2, tidak
terpenuhi hendaklah dalam pengembangan program pembelajaran sains, guru/tutor
melakukannya secara kelompok ( teamwork). Bahkan jika diperlukan dan
memungkinkan tim mengundang ahli khusus atau konsultan, sehingga guru/tutor dan
tim dapat bekerja lebih optimal.
¨ bentuk dan wujud program sains yang
dapat dihasilkan oleh guru/tutor dan atau tim, dapat berupa program satu
tahun, semester, catur wulan, bulan, minggu, atau hari atau juga insidental.
Jadi dapat disesuaikan dengan kebutuhan lembaga dan kepentingan program lain
secara keseluruhan,
¨ sebaiknya diinventarisir seluruh
yang dapat memberikan kontribusi (sumbangan) terhadap pengembangan pembelajaran
sains dimaksud, sehingga program sains mendapatkan dukungan semua fihak (total
environment).
¨ kemaslah isi program yang
memperhatikan prinsip-prinsip keseimbangan, keliwesan , kesinambungan,
kebermaknaan, dan fungsionalitas. Sehingga program yang dihasilkan lebih
adaftif terhadap berbagai perubahan kondisi lingkungan belajar , apalagi
beberapa karakteristik anak usia dini menunjukkan sifat yang amat situasional .
b.
Pengembangan Perencanaan
Pembelajaran Sains
ü Konsep
perencanaan pembelajaran sains
Perencanaan
adalah aktivitas yang menggambarkan dimuka hal-hal yang harus dikerjaan dan
cara mengerjakannnya dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan(The Liang
Gie,1972).
Pendapat
lain dikemukan oleh murdick and ross tahun 1982 bahwa perencaan merupakan
pemikran yang mendahului tindakan mencakup pengembangan dan pemilihan
alternative-alternatif tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan.
Kedua
batasan di atas menyiratkan bahwa perencaaan sesungguhnya merupakan kegiatan
memproyeksi atau memperkirakan mengenai apa yang akan dilakukan. Hal-hal yang
dproyeksi adalah prioritas-prioritas yang akan
dan harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan, kegiatan yang dipilih
dan dirumuskan hendaklah atas pertimbngan rasiona, sehingga tindakan yang
dipilih menjadi sistematis.pembelajaran sains sangat penting untuk direncanakan
karena terdapat beberapa alasan diantaranya:
1. Pilihan –pilihan kegiatan serta
hal-hal yang akan dilakukan dalam pembelajaran sains menjadi terjabarkan secara
lebih sistematis sesuai dengan format yang dipilih dan tertip.
2. Perencaaan sains yang dikembangkan
dalat memberikan arah dan tugas jelas,sehingga hal-hal yang harus ditempuh
guru dan dilaksanakan guru terhindar
dari kesalan.
3. Mempermudah guru dalam melaksanakan
pembelajaran sains.
4. Menumbuhkan rasa percaya diri pada
guru dalam melaksanakan pembelajaran sains.
5. Menjamin kontinuitas program dan
pembelajaran sains yang dilaksanakan.
ü Pengembangan perencanaan
pembelajaran sains
Untuk memperoleh suatu perencanaan
pembelajaran sains yang baik (efektif),para perencana harus mengikuti
langkah-langkah pengembangan perencanaan yang selayaknya diikuti. Terdapat dua
tahan utama dalam perencanaan sains:
1. Tahap pra perencanaan
Yaitu tahapan yang ditempuh oleh seorang
perencana sebelum merumusakan perencanaan sesungguhnya,dan tahap ini bereda
paling awl dalm proses perencanaan
2. Tahap pengembangan perencanaan
Yaitu tahap melakukan kegiatan nyata
dalm pembuatan perencanaan.
Aktifitas yang dilakukan pada tahap pre perencaaan
diantaranya adalah berfikir. Hal-hal yang harus difikirkan oleh seorang
perencana atau guru diantaranya; 1) maudibawa kkemanakah anak-anak dalam
pengembangan sains. Bagian ini terkait dengan memikirkan tujuan-tujuan yang
akan dicapai atau pengalaman-pengalaman belajar sains yang akan dicapai dan
diberikan pasda anak. 2) berfikir tentang bagaimana cara mencapai tujuan atau
kemampuan sains yang telah dirumuskan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran
sains pada anak usia dini diantaranya adalah sebagai berikut :
a)
Merumuskan
Tujuan Pembelajaran
Dalam menentukan tujuan pembelajaran
bagi program pendidikan anak usia dini selama ini masih mengalami miskonsepsi.
Menurut Bredekamp and Rosegrant dalam Ilfiandra (2011) miskonsepsi ini berasal
dari kekeliruan mengartikan istilah “ child-centered” yang dimaknai
sebagai “child-determinant”, ”child-dictated”, dan “child-indulgent”.
Dalam perspektif pendidikan anak usia dini, tujuan pembelajaran meliputi
semua dimensi perkembangan, berdasarkan pemahaman terhadap tingkat
perkembangan, dan kebutuhan dan perkembangan individual anak .
Oleh karena itu, dalam pembelajaran
sains, Nugraha (2000), menjelaskan bahwa sebetulnya terdapat dua teknik
penentuan tujuan pembelajaran sains. Pertama, dengan memilih dari
kurikulum/program sains yang telah ada; jika hal tersebut memang telah tersedia
. kedua, dengan merumuskan sendiri dengan mengacu pada pada rambu-rambu yang
semestinya.
Rumusan tujuan hendaklah jelas
sasarannya , da[pat digambarkan perilakunya, kondisi penunjang atau
prasyaratnya efektif serta tingkat atau kualifikasinya sesuai dengan
karakteristik anak. Tuntutan rumusan tujuan seperti itu akan semakin tinggi
manakala tujuan yang diminta berupa berupa rumusan tujuan pembelajaran yang
bersifat khusus, karena tujuan yang bersifat khusus merupakan indikator standar
dalam mengetahui ketercapaian suatu program pembelajaran .
Secara sederhana rumusan tersebut
dapat mengacu pada rumus ABCD, yang bermakna A untuk status peserta
didik (audience) sebagai subyek belajar sains, B untuk perubahan
perilaku yang diharapkan (behavior) terjadi pada anak setalah mengikuti
pembelajaran sains, C untuk kondisi , yaitu jenis ransangan – pilihan
kegiatan atau bentuk-bentuk kegiatan belajar yang disediakan (condition) yang
diduga dapat menjadi medium tercapainya perolehan perilaku baru pada anak .
Sedang D untuk memberikan
batasan, baik kualitatif maupuyn kuantitatif tingkatan perilaku baru yang
diharapkan, biasanya mencerminkan tingkat (degree) kedalaman dan
keluasan materi yang diberikan dan harus dikuasaianak dalam pengembangan
pembelajaran sains, yang disesuaikan dengan daya dukung pembelajaran yang
tersedia.
Yang harus menjadi catatan guru
sains , rumusan tujuan yang dibuat hendaklah merupakan dan mencerminkan
suatu kesatuan yang utuh dalam kemasannya. Beberapa contoh pernyataan tujuan
dapat disajikan secara bervariasi, sebagai berukut :
Contoh 1 :
Dipertunjukkan akuarium , anak TK kelompok B
C
A
Dapat membedakan 2 jenis ikan yang terdapat di dalamnya
B
Berdasarkan cirri-ciri yang melekat pada setiapo ikan
D
Contoh 2 :
Anak-anak dapat menceritakan ciri-ciri gajah secara benar
A
B
D
Berdasarkan pengalaman kunjungan ke kebun binatang
C
Pada hari minggu ( 14 september 2011 )
Muncul pertanyaan apakah mutlak
rumusan suatu tujuan pembelajaran dikemas sebagaimana ketentuan di atas ?.
Jawabnya sangat tergantung pada kemampuan dan kepraktisan bagi guru/tutor dalam
menyusunnya. Dari sudut pandang psikologis, sesungguhnya tujuan pendidikan itu
secara umum menyatu ( holistis ) dan saling mengkait sehingga tidak
tepat bila terlalu analistis dan dipecah-pecah sekecil mungkin .
Apalagi tujuan untuk pembelajaran
anak usia dini, sebaiknya rumusan dalam bentuk tidak terlalu rinci,
karena meamng sulit mengeceknya pda anak. Hal tersebut sesuai dengan
karakteristik pendekatan pembelajaran pada tingkatan usia anak itu, dimana
dianjurkan menggunakan pendekatan terpadu , yang salah satun implikasinya
tujuan-tujuan pembelajaran yang dipetakan pun bersifat terpadu pula .
b) Menentukan Material Yang
Dibutuhkan
Rumusan tujuan yang dibuat
oleh guru sains, jika rumusannya benar dan dibuat secara sempurna akan
menunjukkan dan menggambarkan, paling tidak memprediksi berbagai kebutuhan
material yang diperkirakan diperlukan. Sejumlah contoh material yang dapat
digunakan dalam pembelajaran sains bagi anak usia dini, diantaranya : akuarium,
lem, palubaking soda, tabung karet, jam pasir gelas takaran dan sebagainya.
Semua peralatan tersebut jika tersedia di sudut (area) kegiatan sains, maka
guru tinggal memilihnya ; tetapi jika tidak ada maka tetap harus
mengusahakan dengan maksud tujuan yang telah dicanangkan dapat tercapai secara
baik.
c) Penyimpanan Anak dan Setting
Lingkungan
Kegiatan
yang terkait dengan penyiapan anak meliputi; penyiapan emosi, pengenalan
peraturan, pembagian kerja, pembagian kelompok, dan sebagainya. Adapun yang
terkait dengan setting lingkungan, menyipkan lingkungan atau tempat
yang akan digunakan anak dalam melakukan eksplorasi dan pengajian sains, baik
di sudut (area) sains (laboratorium), maupun di luar (di kebun sekolah, taman,
sawah, dan sebaginya), yang disebut labortorium alamiah .
d) Pengembangan Kegiatan
Kegiatan yang mesti didentifikasi
secara jelas yaitu kegiatan anak dan kegiatan Guru/ Tutor selama
pembelajaran sains. Baik untuk kegiatan pada awal, kegiatan inti maupun
kulminasi (review, eveluasi, display/ pameran) serta kegitan penutup
seluruh aktivitas sains yang telah dijalankan.
e) Penguatan dan Penghargaan
Pembelajaran yang bernilai
edukatif yaitu kegiatan yang dapat menimbulkan gairah Balajar anak.
Salah satu alat yang dapat digunakan yaitu dengan
menyediakan berbagai Variasi penguatan dan penghargaan
sehingga kemajuan dan motivasi anak makin meningkat.Hindrilah hukuman
seminimal mungkin . Berbagai penguatan dan penghagaan dapat dilakukan
melalui ucapan, gerakan, atau menunjukan peran positif pada anak (misal : Sang
Profesor), atau dengan gift (kado/benda) dan lain-lain. Kemudian
tentuknlah dalam perencanaa, misalkan anak yang pekerjaan sain dengan
sempurn diberikan coklat atau bunga, atau sesuatu yang diperkirakan bermanfaat
bagi peserta didik.
f) Melakukan Tindakan Pengayaan
Kebermaknaan suatu studi
sains akan semakin tinggi jika para guru menyediakan program Pegayaan.
Program yang direncanakan tidak selalu dalam bentuk formal, bahkan yang
terbaik dalam bentuk menyenangkan. Untuk pengayaan guru dapat merencanakan
Kunjungan ke kebun binatang, kantor
pos atau ke tempat-tempat yang cocok dengan bidang sains yang di
kembangkan ,termasuk ke industri: seperti ke pabrik roti, bengkel mobil,
perusahaan batik ,dan sebagainya
g)
Mengembangkan
Penilaian Pembelajaran Sains Untuk Anak
Kegiatan evaluasi merupakan suatu
kesempatan untuk merefleksikan pengalaman anak serta sebagai alat
untuk mengetahui kemajuan proses maupun hasil belajar anak yang
dicapai oleh anak. Jika tujuan evaluasi itu dilihat dari sisi impliksi dan
konsekuensi yang lebih jauh, maka tujuan penelitian tersebut dimaksutkan untuk
merencanakan kurikulum pengembangan anak, meningkatkan perkembangan
kemampuan anak selanjutnya, serta keberhasilan belajar anak
dikelas; baik pada dimensi individu, kelompok, maupun klasikal.
Dengan demikian kedudukan perkembangan dan kemajuan
anak serta langkah-langkah tindak lanjutnya dapat diketahui
secara baik dan sistemik mulia serangkaian kegiatan evaluasi yang
dilaksanakan .
Terdapat beberapa jenis dan cara melakukan evaluasi
pebelajaran sains pada anak usia dini,diantaranya dimulai:
Ø Observasi
atau Pengamatan
Observasi adalah cara mengumpulkan data penilaian yang
pengisianya berdasarkan pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku
anak. Agar data perkembangan anak selama mengikuti program sains dapat
diperoleh secara rinci atau akurat, serta tidak ada ada bagian yang
terlewatkan maka sebaliknya guru menggunakan pedoman observisi yang
tepat.
Ø Catatan
Anekdot
Catatan Anekdot atau “anecdotal record“ adalah
kumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak yang khusus, baik yang
positif maupun yang negatif. Kedua perilaku tersebut apabila muncul pada
anak saat mengikuti program sains, harus dicatatat oleh guru. Hal itu
akan sangat berguna bagi pembinaan anak, dan penentuan keputusan
serta layanan khusus lainnya.
Ø Percakapan
Atau “interview”
Percakapan adalah metode penilaian yang dilkukan melalui
bercakap-cakap atau wawancar antara anak dengan guru baik di dalam kelas maupun
diluar kelas. Percakapan sangat berguna untuk menggali secara langsung tentang
apa yang sedang dirasakan, dipikirkn dan diinginkan anak. Dari percakapan kita
akan dapat memperoleh gambaran tentang minat, motivasi, dan kebutuhan-kebutuhan
anak dalam program sains. Pada saat melakukan percakapan sebaiknya guru selalu
memegang daftar cek perkembngan anak, sehingga segala hasilnya
terdokumentasikan.
Ø Pemberian
Tugas
Pemberian tugas dalah suatu metode penilaian dimana guru
dapat memberikannya setelah melihat hasil kerja anak. Pemberian tugas
dalam kegitan sains berpasangan maupun individul sehingg hasil pemberian tugas
dapat berupa satu karya kelompok, sepasang atau seorang anak. Yang terpenting
dalam pemberian tugas pada aktifitas sains yang harus dinilai bukan hanya
hasilnya, guru juga harus menilai bagaimana proses sains dilaksanakan oleh setip
anak. Dari sejumlah cara evaluasi sains yang dapat dilakukan guru diatas, akan
menjadi semakin bermakna dan fungsional bagi guru/tutor apabila dalam
pelaksanaannya memperhatikan beberapa fungsi berikut ini :
« Evaluasi dilakukan dengan mengacu
pada prinsip perkembangan anak bukan pada prestasi. Jadi evaluasi
kemajuan sains setiap anak tidak dibandingkan secara formal dengan anak
lainnya, karena memang setiap anak adalah berbeda (every child is
defferent ),
« Kegiatan evaluasi sains hendaklah
selalu dilaksanakan pada saat anak sedang dalam kegiatan. Disanalah saat
yang tepat anda mengetahui apa yang dilakukan, apa yang diselesaikan, apa yang
dipikirkan bahkan termasuk apa yang dihayalkan anak terkait dengan kegiatan
sains yang dilaksanakannya,
« Lakukan evaluasi dengan cara alamiah
atau naturlistik, sehingga meskipun Guru/Tutor melakukan evaluasi pada
saat anak tidak merasa terganggu. Tidak perlu Guru/Tutor mengumumkan pada
anak bahwa guru/tutor akan sedang melakukan kegiatan, kesadaran itu hanya ada
pada guru/tutor yang sedang menilai saja,
« Lakukanlah penandaan, pencatatan dan
reportase secara segera terhadap segala perilaku yang muncul pada anak pada
saat mengikuti kegiatan sains. Guru yang memahami arti penting evaluasi
pada anak usia dini, akan selalu menyelipkan beberapa lembar kertas disakunya
serta sebuh alat tulis yang dapat digunakan setiap saat diperlukan.
Dengan demikian perilaku penting yang terjadi pada anak
dapat segera dicatat dan tidak terlewatkan untuk didokumentasikan.
Ingatlah karaktristik anak usia dini yang spontan, mudah beralih,
dan dinamis; sehingga kesempatan berperilaku kadang-kadang sekali saja.
3. Bagaimana
strategi dan pendekatan pengembangan/program pembelajaran sains
Secara umum terdapat 2 pendekatan
yaitu yang pendekatan yang berorientasi pada guru (teacher centered) dan
pendekatan yang berorientasi pada anak(student centered). Pendekatan yang
bersifat teacher centered maksudnya adalah otoritas dan dominasi aktivitas ,
interaksi dan komunikasi dalam pembelajaran cenderung di kuasai oleh guru atau
pengajar. Bahakan lebih jauh otoritas guru mulae dari perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi hinggapenentuan dan pengambilan keputusan tentang perkembangan ,
kemajuan dan hasilakhir dan pembelajaran.
Pengembangan pembelajaran SAINS
menggunakan keterampilan proses dikemukakan oleh Conny Semiawan (1992),
diantaranya :
Ø Perkembangan IP yang semakin cepat,
tidak mungkin guru mengajarkan semua fakta dan konsep dengan waktu mengajar
yang ada.
Ø Kesulitan anak dalam memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak bila tidak diberikan contoh yang konkrit
dan sesuai (an. Bahasa tidak mampu menjadi alat menjelaskan yang
efektif/buruk).
Ø Sifat penemuan relatif sehingga
memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir kritis dan bertindak kritis.
Ø Adanya keterkaitan antara
pengembangan konsep dan pengembangan sikap dan nilai.
15
keterampilan atau kemampuan proses yang telah dimodifikasi, adalah :
·
Keterampilan
Mengamati (Observasi),
·
Keterampilan
Mengajukan Pertanyaan,
·
Keterampilan
Berkomunikasi,
·
Keterampilan
Menghitung,
·
Keterampilan Mengukur,
·
Keterampilan Melakukan Eksperimen,
·
Keterampilan
Melaksanakan Tekhnik Manipulasi,
·
Keterampilan
Mengklasifikasikan,
·
Keterampilan Memformulasikan Hipotesis,
·
Keterampilan
Meramalkan,
·
Keterampilan
Menarik Kesimpulan,
·
Keterampilan
Mengartikan Data,
·
Keterampilan Menguasai dan Memanipulasikan
Variabel (Faktor Ubah),
·
Keterampilan
Membentuk Suatu Model,
·
Keterampilan
Menyusun Suatu Definisi yang Operasional
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar