Media pembelajaran audio visual dan
serbaneka
A. Media Audio Visual
1.
Pengertian Media Audio Visual
Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.(Rohani, 1997: 97-98).
Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.(Rohani, 1997: 97-98).
Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Media audiovisual merupakan
kombinasi dari media audio dan media visual, atau biasa disebut media pandang
dengar.
Dengan menggunakan media audio
visual ini maka penyajian isi tema kepada anak akan semakin lengkap dan
optimal, selain itu media iini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan
peran dan tugas guru. Dalam hal ini guru tidak berperan sebagai penyampaian
materi bisa diganti oleh media. Peran guru bisa beralih menjadi fasilitator
belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi anak untuk belajar. Contoh dari media
audio visual diantaranya program televise atau
video pendidikan atau intruksional, program slide suara, dsb.
Alternatif yang paling memungkinkan
untuk diterapkan secara lebih luas adalah pemanfaatan media pembelajaran yang
sifatnya sederhana, namun tetap relevan dengan pencapaian kemampuan-kemampuan
yang diharapkan dikuasai anak.
Maksud dari media pembelajaran
sederhana adalah jenis media yang memilki ciri-ciri mudah dibuat, bahan-bahanya mudah diperoleh, mudah
digunakan, serta harganya relative murah.
Jenis media yang dapat
diklasifikasikan kedalam media pembelajaran sederhana, yaitu meliputi jenis
media visual yang terdiri atas media gambar diam (still picture), kelompok
media grafis, media model, dan media realia.
Beberapa yang perlu kita perhatikan
dalam merencanakan dan memilih media pembelajaran di PAUD diantaranya sbb:
1. Kesesuaian dengan perencanaan
pembelajaran di PAUD, yaitu satuan kegiatan mingguan(SKM) atau satuan kegiatan
harian(SKH).
2. Kesesuaian dengan sasaran
belajar,yaitu anak yang akan mempelajari tema melalui media pembelajaran
tersebut. Media yang dipilih harus kita sesuaiakan dengan tingkat perkembangan
anak, misalnya dari segi bahasa, symbol-simbol yang digunakan, cara
menyajikannya, dan waktu digunakannya.
3. Kesesuaian dengan tingkat
keterbacaan media, maksudnya apakah media pembelajaran tersebut sudah memenuhi
syarat-syarat teknis, seperti kejelasan gambar dan hurufnya, pengatuaran warna,
ukuran dsb.
4. Kesesuaiana dengan situasi dan
kondisi,misalnya tempat yang dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran, seperti
ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya, cahayanya.
5. Objektifitas artinya kita harus
terhindar dari pemilihan media yang didasariolh kesenganan pribadi semata atau
subjektif.
2. Bentuk-bentuk Media Audio Visual
Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk yang bervariasi sebagaiman dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya.
Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelompok yaitu:
- Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
- Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.
- Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.
- Media visual gerak contoh, film bisu
- Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya
- Media seni gerak
- Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio Visual
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kriteria pemilihan media pengajaran antara lain “tujuan pengajaran yang diingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak, mutu teknis, dan biaya” (Basyiruddin, 2002: 15). Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai dengan pendapat lain yang mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media pengajaran sebagai berikut:
- Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan pemikiran prinsip-prinsip seperti sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan t5ugas-tuigas yang melibatkan pemikiran tingkat yang lebih tinggi.
- Tepat untuk mendukung isis pelajaran yang yang sifatnya fakta, konsep, prinsip yang generalisasi agar dapat membantu p0roses pengajaran secara efektif, media harus selaras dan menunjang tujuan pengajaran yangt telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.
- Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam memilih media sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan atau berdampak pada hasil pengajaran siswa.
- Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
- Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kerlompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecilatau perorangan. Ada media yang tepat untuk kelompoik besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
- Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persaratan teknis tertentu misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang berupa latar belakang (Arsyad, 2002 : 72)
Dengan
adanya gambaran di atas, kriteria pemilihan media audio visual
memiliki kriteria yang merupakan sifat-sifat yang harus dipraktekan oleh
pemakai media, kriteria tersebut antara lain:
- Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
- Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran.
- Harus luwes, keperaktisan, dan ketahan lamaan media yang bersangkutan untuki waktu yang lama, artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan (Sadiman, 2002 :1984)
Dengan
berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa pemilihan
media harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik anak didik, pemilihan
media audio visual dapat membantu siswa dalam menyerap isi pelajaran, media
yang dipilih harus mampu memberikan motivasi dan minat siswa untuk lebih
berprestasi dan termotivasi lebih giat belajar.
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu, diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang memadai, kinerja, dan sikap yang baru serta memiliki peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur.
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu, diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang memadai, kinerja, dan sikap yang baru serta memiliki peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur.
Dale
(1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audiovisual dapat memberikan banyak
manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus
selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja
agar manfaat berikut ini dapat terealisasi :
1.
Meningkatkan
rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
2.
Mmebuahkan
peruabahan signifikan tingkah laku anak.
3.
Menunjukkan
hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan serta minat anak dengan
meningkatkan motivasi belajar anak.
4.
Membawa
kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar anak.
5.
Membuat
hasil belajar lebih bermakna bagi kemampuan siswa.
Sudjana dan Rivai (1992)
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran anak yaitu :
1.
Pembelajaran
akan lebih menarik perhatian anak sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
2.
Bahan
pembelajran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih di pahami oleh anak
dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran
3.
Metode
mengajar akan lebi8h bervariasi, tidak semata-mata komunikasai verbal melalui
penuturan kata-kata guru
4.
Siswa
dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan,
tetapi aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain
B. Media Pendidikan Sederhana atau
Media Serbaneka
Dalam kenyataanya
dilembaga pendidikan anak usia dini guru seringkali di hadapkan pada persoalan
memilih media yang sesuai untuk pendidikan anak usia dini. Kesulitan memilih
media itu bukan disebabkan oleh ketidak
mampuan guru dalam memilih media, tetapi karena media yang dibutuhkan dan
sesuai memang tidak tersedia. Untuk memecahkan persoaalan tersebut guru diharapkan dapat mengadakan media tersebut
dengan merancang mengembangkan dan membuat sendiri yang diperlukan terutama untuk media
pendidikan sederhana.
Media sederhana adalah
media yang dirancang, dikembangkan, dan dibuat sendiri oleh guru pada lembaga
pendidikan anak usia dinidegan
mengunakan bahan-bahan yang ada dilinkungan sekitar.
Berikut beberapa contoh
dari media pendidikan sederhana dan cara pembuatannya:
1. Pembuatan fllip chart
Flipt
chart adalah lembaran kertas yang berisikan pesan atau bahan pelajaran yang
tersusun rpi dan baik, untuk menghemat waktu yang digunkan untuk menulis
dipapan tulis. Pesan penyajoian dalam flipt chart adalah dapat berupa: (a).
Gambar-gambar, (b). Diagram.( C). Huruf-huruf.(d). Angka-amngka. adapun chart itu sendiri
dapat terbuat dari lembaran kertas karton atau sejenis HVS yang cukup
tebal. Pengunaan kertas tebal tentu saja agar kertas tidak mudah robek dan
tidak ada bayangan antara kertas satu dengan yang lainya sehingga pesan gambar
atau tulisan tidak saling tumpang tindih dengan gambar dilembaran berikutnya.
Bahan untuk membuat Flip Chart
1. Sejumlah kertas kurang lebih 12 lembar
2. Alat untuk menggambar dan menulis
3. Standard
4. Clip
5. Paku atau sejenisnya
Cara membuat Flip Chart
1. Pilihlah tema yang akan dituangkan ke dalam flip
chart.
2. Buatlah script berupa tulisan.
3. Buat gambar dari script tulisan.
4. Warnai gambar atau tulisan yang telah kita tuangkan
dalam kertas gambar.
5. Ikat atau bundel pada bagian atasnya dan gantungkan
pada standard.
1. Tempatkan pada tempat yang cocok.
2. Perkenalkan subyeknya.
3. Sajikan tiap gambar dan berikan keterangan.
4. Tutup chart bila perlu.
5. Kembali pada gambar-gambar yang pokok.
6. Singkatkan pesan itu jika diperlukan.
Keuntungan menggunakan Flip Chart
1. Isi pokok pembicaraan dapat disiapkan sebelumnya.
2. Urutan penyajian dapat diatur dengan cepat.
3. Chart bisa diambil atau ditukar tempatnya.
4. Dapat disiapkan dengan mudah
2. Media display papan tikar
a.
Papan Tulis/White Board
Salah satu media penyajian untuk PBM yang sering digunakan adalah: “papan tulis, dan white board”. Kedua media ini dapat dipakai untuk penyajian: tulisan-tulisan, sket-sket gambar-gambar dengan menggunakan kapur/spidol white board baik yang berwarna ataupun tidak berwarna. Maksud dari warna tersebut adalah agar tulisan: lebih jelas, menarik dan dapat berkesan bagi peserta yang akan menerimanya.
Syarat-syarat papan tulis yang baik adalah:
a.Papan tulis harus buram, tidak boleh licin atau mengkilat.
b.Warna dasar papan tulis harus lebih gelap dari alat tulis yang dipakai.
c.Warna dasar white board putih.
d.Ukuran yang ideal adalah 90 x 120 cm atau 90 x 200 cm.
e.Untuk penggunaan papan tulis atau white board diperlukan perhatian yaitu: Tulisan / gambar dipapan harus jelas dan bersih, Hindari agar papan tulis tidak terlalu penuh dengan tulisan atau gambar-gambar sehingga sulit untuk dimengerti peserta, Hapuskan tulisan/gambar tidak diperlukan lagi, Tinggalkan papan tulis dalam keadaan bersih.
Contoh Interactive white board
b. Papan Flanel
Papan flanel adalah media visual yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain untuk menempel gambar-gambar, dapat pula dipakai menempelkan huruf dan angka-angka. Karena penyajian seketika, kecuali menarik perhatian siswa, penggunaan papan flanel dapat membuat sajian effesien.
Kelemahan Papan Flanel.
a.Walaupun bahan flanel dapat menempel pada sesamanya, tetapi hal ini tidak menjamin pada “bahan yang berat”, karena dapat lepas bila ditempelkan.
b.Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel pada papan flanel tersebut akan berhamburan jatuh.
Kelebihannya:
a.Karena kesederhanaan papan flanel dapat dibuat sendiri oleh guru.
b.Dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti.
c.Dapat memusatkan perhartian siswa terhadap suatu masalah yang dibicarakan
d.Dapat menghemat waktu pembelajaran karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan dan peserta didik dapat melihat sendiri secara langsung.
Salah satu media penyajian untuk PBM yang sering digunakan adalah: “papan tulis, dan white board”. Kedua media ini dapat dipakai untuk penyajian: tulisan-tulisan, sket-sket gambar-gambar dengan menggunakan kapur/spidol white board baik yang berwarna ataupun tidak berwarna. Maksud dari warna tersebut adalah agar tulisan: lebih jelas, menarik dan dapat berkesan bagi peserta yang akan menerimanya.
Syarat-syarat papan tulis yang baik adalah:
a.Papan tulis harus buram, tidak boleh licin atau mengkilat.
b.Warna dasar papan tulis harus lebih gelap dari alat tulis yang dipakai.
c.Warna dasar white board putih.
d.Ukuran yang ideal adalah 90 x 120 cm atau 90 x 200 cm.
e.Untuk penggunaan papan tulis atau white board diperlukan perhatian yaitu: Tulisan / gambar dipapan harus jelas dan bersih, Hindari agar papan tulis tidak terlalu penuh dengan tulisan atau gambar-gambar sehingga sulit untuk dimengerti peserta, Hapuskan tulisan/gambar tidak diperlukan lagi, Tinggalkan papan tulis dalam keadaan bersih.
Contoh Interactive white board
b. Papan Flanel
Papan flanel adalah media visual yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain untuk menempel gambar-gambar, dapat pula dipakai menempelkan huruf dan angka-angka. Karena penyajian seketika, kecuali menarik perhatian siswa, penggunaan papan flanel dapat membuat sajian effesien.
Kelemahan Papan Flanel.
a.Walaupun bahan flanel dapat menempel pada sesamanya, tetapi hal ini tidak menjamin pada “bahan yang berat”, karena dapat lepas bila ditempelkan.
b.Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel pada papan flanel tersebut akan berhamburan jatuh.
Kelebihannya:
a.Karena kesederhanaan papan flanel dapat dibuat sendiri oleh guru.
b.Dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti.
c.Dapat memusatkan perhartian siswa terhadap suatu masalah yang dibicarakan
d.Dapat menghemat waktu pembelajaran karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan dan peserta didik dapat melihat sendiri secara langsung.
1.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesuksesan dalam
pembelajaran merupakan hal yang diinginkan oleh semua pihak yang ikut terlibat
dalam prose pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran tidak bergantung
hanya dari kepiawaian guru saja tapi
juga membutuhkan alat bantu untuk mempermudah proses pembelajaran yaitu media
pembelajaran . Maka dari itu penulis mencoba menganalisi masalah media
pembelajaran khususnya media audio visual dan serbaneka.
B.
Tujuan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk agar pembaca mengetahui jenis-jenis media
pembelajaran.
C.
Rumusan Masalah
Makalah mengenai media
pembelajaran audiovisual dan serba aneka penulis rumuskan seperti berikut ini :
Media
pembelajaran audio visual dan serbaneka
1.
Pengertian Media Audio Visual
2.
Bentuk-bentuk Media Audio Visual
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media
Audio Visual
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media
audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan
penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang
dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Media sederhana adalah
media yang dirancang, dikembangkan, dan dibuat sendiri oleh guru pada lembaga
pendidikan anak usia dinidegan
mengunakan bahan-bahan yang ada dilinkungan sekitar
B. Saran
Penulis
memahami banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini maka dari itu penulis
mengharapkan kriyik dan saran dari berbagai pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Zaman,Badrun,dkk.2009.Media dan Sumber Belajar TK.Jakarta:Universitas Terbuka.
Arsyad,Azhar.2010.Media Pembelajaran.Jakarta:Raja grafindo
persada.
Eliyawati,cucu.2005.Pemilihan
dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Nak
Usia Dini.Jakarta:Dikti.
Sudono,Anggani.2000.Sumber Belajar dan Alat permainan.Jakarta:Grasindo
Komentar
Posting Komentar