Langsung ke konten utama

makharijul huruf


hukum membaca Al-Quran tapi tidak disertakan dengan hukum tajwid adalah berdosa
menurut pendapat ulama mutaddimun kerana mempelajarinya adalah
wajib berdasarkan sabda Nabi s.a.w

Dari Aisyah r.a., katanya Rasulullah SAW bersabda: "Orang (mukmin) yang mahir membaca Quran, maka kedudukannya di akhirat di temani para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Quran, padahal dia gagap sehingga sulit baginya membaca, maka dia mendapat dua ganjaran."(Sahih Muslim: No.767)

Maka, untuk memahirkan bacaan al-Quran hendaklah di baca didepan guru yang pakar dan
mesti di baca berulang kali. Kalau boleh bacaan mestilah setiap hari dan di baca berlainan surah.
salah satu perkara yang kurang elok berlaku dalam masyarakat melayu ialah mereka hanya mengenal bacaan yasin pada malam jumaat sahaja, sedangkan belambak-lambak lagi surah yang terdapat dalam al-Quran.
Menurut Ibnu Al Jazari Al-Quran wajib dibaca secara tajwid. "Berdosalah membaca tanpa tajwid, sebab itulah cara ia diturunkan dan begitulah kepada kita ia disampaikan". Hendaklah membaca Al-Quran dengan tartil iaitu membacanya dengan sebutan yang betul (dengan mengeluarkan huruf daripada makhrajnya dan membaca menurut hukum-hukum tajwid) dan membaca dengan lambat-lambat, kerana maksud membaca Al-Quran itu ialah dengan tadabbur atau berfikir dan tiadalah dia diperolehi jika dibaca dengan cepat.

Berikut ini ada dalil atau pernyataan shahih dari Allah SWT yang mewajibkan setiap HambaNya untuk membaca Al-Quran dengan memahami tajwid, diantaranya :
1. Dalil pertama di ambil dari Al-Quran. Allah SWT berfirman dalam ayatNya yang artinya “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”[QS:Al-Muzzammil (73): 4]. Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca Al-Quran yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).
2. Dalil kedua diambil dari As-Sunnah ( Hadist ) yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a.(istri Nabi Muhammad SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan Al-Quran dan sholat Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa Baginda S.A.W. Sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah S.A.W. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi).
3. Dalil ketiga diambil dari Ijma atau pendapat para ulama besar Islam. Yakni kesepakatan para ulama yang dilihat dari zaman Rasulullah SAW hingga sampai saat ini, yang menyatakan bahwa membaca Al-Quran dengan ber-Tajwid merupakan hukum atau sesuatu yang fardhu dan wajib.

Membaca Alqur’an dengan bertajwid hukumnya fardhu ‘ain. Pendapat tersebut didasarkan pada dalil sebagai berikut:
1. Firman Allah SWT:
“Bacalah Alqur’an itu dengan tartil.  (Q. S. Al-Muzzammil  (73) : 4)
Imam Ali bin Abi Thalib mejelaskan arti tartil dalam ayat ini yaitu mentajwidkan huruf-hurufnya dan mengetahui tempat-tempat waqof.
2. Sabda Rasulullah SAW:
“Bacalah Alqur’an sesuai dengan cara dan suara orang-orang arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan berdosa besar. Maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum  setelahku  melagukan Alqur’an  seperti nyanyian  dan rohbaniyyah  (membaca tanpa tadabbur). Suara mereka tidak sampai melewati  tenggorokan  mereka   (tidak meresap ke dalam hati). Hati mereka dan orang-orang yang simpati kepada  mereka  telah  terfitnah  (keluar dari jalan yang lurus).”
Imam  Ibnu Al-Jazari menyampaikan pendapatnya tentang wajibnya membaca Alqur’an  dalam  bait  syair sebagai berikut:
“Membaca  (Alqur’an)  dengan  tajwid  hukumnya  wajib,  barangsiapa  yang  membacanya dengan tidak bertajwid maka ia berdosa. Karena sesungguhnya Allah telah menurunkan Alquran dengan bertajwid dan demikianlah Alquran itu sampai kepada kita dari-Nya.”


Adapun dalil dalil yang mewajibkan membaca al-Quran dengan tajwid antara lain:
1.     ada pun dalil yang pertama di ambil dari al-Quran. Allah swt berfirman yang artinya “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”[QS:Al-Muzzammil (73): 4]. Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca al-Quran yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).
2.     yang kedua dalil as sunah ( hadist ). Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah r.a.(istri Nabi SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaiman bacaan dan salat Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa Baginda s.a.w. salat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau salat tadi, kemudian Baginda kembali salat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau salat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah s.a.w. dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi).
3.     yang ketiga adalah dalil ijma ulama. adalah telah sepakat para ulama dari zaman rasulullah sampai zaman sekarang, bahwa membaca alqur’an dengan bertajwid adalah sesuatu yang fardhu dan wajib.



TIPS BELAJAR AL QUR’AN CARA MENGENALKAN AL-QUR’AN Pada Anak | Pengenalan Al Qur’an Sejak Dini.
Adanya hidayah dari Allah SWT dan peran orang tua membantu anak mengenal Al-Quran. Lebih dari, penciptaan kehidupan keluarga bernuansa islami juga turut membantu. Sayangnya, ketiga faktor itu seolah menjadi batu sandungan bagi sebagian keluarga muslim.
“Kita hidup di sebuah zaman yang tidak sepenuhnya lurus, terlebih ada janji syetan kepada Allah untuk memutuskan hubungan antara manusia dan Allah. Tapi yang terpenting adalah konsistensi kita,” Ustadzah, Wirianingsih dari PP Salimah, saat peluncuran Syaamil Al Qur’an The Miracle 15in1 yang berlangsung di Islamic Book Fair 1431 H/ 2010M, Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (6/3).
Ia menuturkan, tidak semua hal berjalan ideal. Oleh sebab itu, yang sangat diperlukan adalah kesabaran. Masalah kontaminasi atau hal-hal yang menghambat anak mengenal Quran harus disikapi dengan sabar sekaligus turut memberikan benteng kepada anak dari kontaminasi.
“Kalau kita berorientasi hanya pada tujuan dan menghilangkan proses maka kita pasti gagal. Setelah gagal, lalu capek dan lelah untuk belajar kembali,” tuturnya,
Wiraningsih pun berpesan agar orang tua selalu jangan pernah berputus asa, dan jangan pula merasa lelah mengenalkan Quran kepada anak-anak.
sumber: Republika.co.id
Al Qur’an, tips baca Al Quran, pengenalan kitab suci Al-Qur’an, cara belajar Al Quran untuk anak kecil dewasa



Abu dan Ummu, sebagaimana kita ketahui al Quran adalah kitab suci kita. Ia adalah kalamullah, yang diturunkan kepada nabi akhir zaman, Muhammad – shollallohu ‘alaihi wa sallam -, lewat malaikat Jibril – ‘alaihis salam -. Ia diturunkan untuk menjelaskan segala sesuatu dan menjadi petunjuk bagi manusia, agar kita dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, Rasulullah - shollallohu ‘alaihi wa sallam – menganjurkan dan memerintahkan kita untuk selalu membaca dan mentadaburi al Quran serta mengenalkan dan mengajarkannya kepada anak kita, serta menganjurkan kepada mereka untuk selalu membacanya.

Sebab, membaca al Quran di sisi Allah ta’ala dihitung sebagai ibadah, yang tentunya jika kita ikhlas dalam membacanya, akan mendapat pahala dan menambah pundi-pundi amal kita. Sungguh, karunia yang besar dan luas dari Allah ta’ala kepada kaum muslimin, yang mana hanya sekadar membaca, yaitu membaca al Quran dijadikan sebagai bentuk ibadah kepada Allah ta’ala.

http://www.busanarumahislami.com/tips-belajar-al-quran-cara-mengenalkan-al-quran-pada-anak-pengenalan-al-quran-sejak-dini/29/
Perintahkan anak-anak membaca  al Quran
Abu dan Ummu, tanamkan pada diri anak kita untuk mencintai al Quran sebelum kitab-kitab yang lain, karena ia adalah kitab suci kita dan petunjuk di dunia agar kita dapat mencapai kebahagiaan. Adapun caranya, dengan mengenalkan al Quran pada mereka sejak usia dini. Ajarkan cara membacanya dengan betul, sebelum mengenal pelajaran yang lain.
Dan hendaknya, pengajaran ini dijadikan yang awal dan utama sehingga menjadi kebiasaan bagi mereka. Karena kecintaan itu akan timbul dengan kebiasaan. Bahkan, Rasulullah - shollallohu ‘alaihi wa sallam - memberikan penghargaan kepada orang yang belajar dan mengajarkan al Quran dengan sabdanya,
Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al Quran dan mengajarkannya” (Riwayat Muslim)
Setelah itu perintahkan dan tanamkan pada anak kita untuk selalu membaca al Quran dan jangan sampai meninggalkan untuk membacanya. Hal ini akan terwujud jika kita sebagai orang tua menjadi contoh yang baik dan pelopor dalam hal ini. Bagaimana mungkin kita menginginkan anak kita rajin membaca al Quran sedang kita justru malah tidak sering membacanya atau justru sibuk dengan urusan-urusan yang lain.
Baca lebih lengkap di lembar “Ya Bunayya” majalah Nikah Sakinah, edisi Juni 2010


    Membaca dengan tartil itu adalah amat memberi kesan dalam hati dan lebih layak untuk berfikir dan memahaminya. Allah SWT berfirman maksudnya: "Dan tartilkanlah bacaan Al-Quran dengan sempurna". (Surah Al Muzammil ayat 4)     Berusahalah mempelajari tajwid semampu yang boleh,  dengan ikhtiar itu setidak-tidaknya telah menyelamatkan kita daripada membuat kesalahan dalam membaca Al-Quran. Seandainya masih terdapat kesilapan dan kesalahan kita berserah kepada Allah.







Anak adalah amanah dari Allah SWT. Tidak semua orang mendapatkan anugerah ini, kecuali hanya orang-orang yang dikehendaki-Nya. Amanah ini harus dipelihara secara baik dan terus menerus dengan memberinya pendidikan yang baik dan benar.

Setiap orang tua harus belajar bagaimana memberikan hak dan kewajibannya dengan baik. Mereka harus mengetahui perkembangan-perkembangan baru tentang metode dan media pendidikan yang baik untuk menunaikan tugasnya, sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Seharusnya orang tua mengajarkan Al-Qur’an kepada anaknya. Tujuannya agar mengarahkan mereka pada keyakinan bahwa Allah adalah Rabb mereka dan Al-Qur’an merupakan firmanNya, sehingga ruh Al-Qur’an bisa berhembus dalam jiwa mereka, serta cahayanya dapat bersinar dalam pemikiran dan intelektual mereka.

Para sahabat Nabi saw. benar-benar mengetahui pentingnya mengajarkan Al-Qur’an dan pengaruhnya yang nyata dalam diri anak. Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anaknya sebagai pelaksanaan atas saran yang diberikan Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam hadits yang diriwayatkan dari Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqash, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari). 

Imam Suyuthi mengtakan, “Mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak merupakan salah satu di antara pilar-pilar Islam, sehingga mereka bisa tumbuh di atas fithrah. Begitu juga cahaya hikmah akan terlebih dahulu masuk ke dalam hati mereka sebelum dikuasai oleh hawa nafsudan dinodaioleh kemaksiatan juga kesesatan.”

Adapun pahala yang didapatkan orangtua yang mengajarkan Al-Qur’an kepada Anaknya sungguh sangat besar. Dalilnya yaitu,
Imam hakim meriwayatkan dari Buraidah bahwa Nabi saw. Bersabda, “Barangsiapa membaca Al-Qur’an, mempelajari, serta mengamalkannya, maka pada hari kiamat kelak Allah akan memakaikan kepada kedua orang tuanya mahkota dari cahaya seperti cahaya matahari, dan juga memakaikan pada kedua orang tuanya perhiasan yang tidak pernah ia kenakan sebelumnya ketika di dunia. Keduanya lantas bertanya, “Dengan modal apa kami memperoleh ini semua?’ Allah menjawab, ‘Karena kamu telah mengajarkan Al-Qur’an kepada anakmu”.

Mengajarkan Al-Qur’an kepada anak berarti mengajak anak untuk dekat kepada pedoman hidupnya. Dengan cara itu, mudah-mudahan kelak ketika dewasa anak-anak benar-benar dapat menjalani hidup sesuai dengan Al-Qur’an. Inilah satu-satunya jalan untuk membentuk menjadi manusia yang shaleh. Mengajarkan Al-Qur’an pada anak 0 sampai 3 tahun dapat dilakukan dengan mulai mengenalkan, memperdengarkan, dan menghafalkan. Tak heran bila Rasulullah mengingatkan kita untuk mendidik anak dengan al Qur’an.

Allah SWT. Berfirman,
إِنَّ هَذَا الْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya Al-qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (QS. Al-Isra : 9).
Seperti yang sudah tertera di atas, bahwa telah jelas sekali dalil-dalil yang memerintahkan orang tua untuk mngajarkan Al-Qur’an kepada anaknya. Dan di sini saya hanya mencoba membahas tahapan-tahapan dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak dan kiat-kiat ataupun cara mengajarkan Al-Qur’an kepada Anak.

 Mengenalkan Al-Qur’an
Ø
Saat yang paling tepat mengenalkan Al-Qur’an adalah ketika anak sudah mulai tertarik dengan buku. Anak usia 2 sampai 3 tahun biasanya sudah mulai tertarik dengan buku. Hal ini penting, karena banyak orang tua yang lebih suka menyimpan Al-Qur’an di rak lemari paling atas. Sesekali perlihatkanlah Al-Qur’an kepada anak sebelum mereka mengenal buku-buku lain, apalagi buku dengan gambar-gambar yang lebih menarik. Mengenalkan Al-Qur’an juga bisa dilakukan dengan mengenalkan terlebih dulu huruf-huruf hijaiyyah. Bukan mengajarinya membaca, tetapi sekedar memperlihatkannya sebelum anak mengenal A, B, C, D. Tempelkan gambar-gambar tersebut ditempat yang sering dilihat anak.Tentu dilengkapi dengan gambar dan warna yang menarik. Dengan sering melihat, akan memancing anak untuk bertanya lebih lanjut. Saat itulah kita boleh memperkenalkan huruf-huruf Al-Qur’an.

 Memperdengarkan
Ø
Memperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an bisa dilakukan secara langsung atau dengan memutar kaset atau CD. Kalau ada teori yang mengatakan bahwa mendengarkan musik klasik pada janin dalam kandungan akan meningkatkan kecerdasan, Insya Allah memperdengarkan Al-Qur’an akan jauh lebih baik pengaruhnya buat bayi. Apalagi jika ibu yang membacanya sendiri. Ketika membaca Al-Qur’an, suasana hati dan pikiran ibu akan menjadi lebih khusyu’ dan tenang. Kondisi seperti ini, akan sangat membantu perkembangan psikologis janin yang ada dalam kandungan karena secara teoritis, kondisi psikologis ibu tentu akan sangat berpengaruh pada perkembangan bayi khususnya perkembangan psikologisnya. Ibu yang sering mengalami stress, tentu akan berpengaruh buruk pada kandungannya.

Memperdengarkan Al-Qur’an bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Juga tidak mengenal batas usia anak. Untuk anak-anak yang belum bisa bicara, Insya Allah lantunan ayat al Qur’an itu akan terekam dalam memorinya. Dan jangan heran kalau tiba-tiba si kecil lancar melafadzkan surat al-Fatihah, misalnya begitu dia bisa bicara. Untuk anak yang lebih besar, memperdengarkan ayat-ayat al-Qur’an (surat-surat pendek) terbukti memudahkan anak menghafalkannya.

 Menghafalkan
Ø
Menghafalkan Al-Qur’an bisa dimulai sejak anak lancar berbicara. Mulailah dengan surat atau ayat yang pendek. Atau potongan lafadz dari sebuah ayat (misalnya fastabiqul khayrat, hudallinnas, birrulwalidayn dan sebagainya). Menghafal bisa dilakukan dengan cara sering-sering membacakan ayat-ayat tersebut kepada anak, dan latihlah anak untuk menirukannya. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai anak hafal di luar kepala. Masa anak-anak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa. Orang tua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik, jika tidak ingin menyesal kehilangan masa emas (golden age) pada anak. Menghafal bisa dilakukan kapan saja. Usahakan di saat anak merasa nyaman. Walau demikian, hendaknya orang tua tetap mempunyai target baik tentang ayat, atau jumlah yang akan dihafal anak.

Disini ada tips ataupun kiat-kiat bagaimana mengajarkan Al-Qur’an pada anak.
• Sesuaikan dengan usia anak. Mengajarkan Al Qur'an bagi anak memiliki prinsip yang berbeda dengan orang dewasa. Karena itu pemilihan metode pengajarannya pun harus disesuaikan dengan usia anak. "Anak yang lebih kecil tentunya tidak bisa diajarkan membaca Al Qur'an dalam masa yang ditentukan misalnya satu jam penuh"
• Beri contoh.
• Anak akan mencontoh perilaku orang-orang disekitarnya. Karenanya, sebagai orang tua, Anda juga harus memberikan contoh dengan membaca dan mengamalkan isi Al Qur'an setiap hari. Melihat Anda membaca Al Qur'an, anak akan tertarik untuk ikut membaca.
• Membiasakan anak mendengarkan Murottal atau bacaan Al Qur'an setiap hari. Pembiasaan merupakan metode yang paling dgampang diterapkan. Setiap kali ada waktu dan kesempatan, perdengarkan bacaan Al Qur'an baik melalui kaset atau VCD.
• Tetapkan waktu untuk mengajar anak membaca Al Qur'an. Setiap hari tetapkan satu waktu untuk mengajarkan atau mendengarkan bacaan anak, misalnya sehabis shalat Maghrib. Penetapan waktu ini untuk memudahkan Anda mendengarkan bacaan Al Qur'an anak.
• Ajak teman atau saudara anak untuk bersama-sama membaca Al Qur'an.
• Ceritakan kisah-kisah indah dari Al Qur'an. Untuk memacu rasa ingin tahu anak terhadap isi AL Qur'an, ceritakan kisah-kisah dalam Al Qur'an, kisah keberanian Nabi Ibrahim, kezhaliman Fir'aun dan sebagainya. Selain agar anak tidak jemu dengan sistem pendidikan yang diterapkan, kisah-kisah ini juga menanamkan rasa cinta pada Allah dan Islam.
• Beri reward atau hadiah setiap anak bisa menghafal satu surah. reward bukan saja berupa uang atau hadiah berbentuk barang. Bisa saja anak diberikan buku yang disukainya, atau sekedar diberikan tanda bintang di buku kecilnya. Pujian juga membuat anak semakin terpacu.

Adab-Adab yang Membantu Anak Tergugah Oleh Al-Qur’an
Adab-adab batin (dalam hati):
• Ketika membaca AlQur’an, bacan itu harus ikhlas untuk Allah SWT.
• Bertekad kuat untuk bertaubat kepada Allah SWT. dan selalu menghindari maksiat.
• Ketika membaca Al-Qur’an anak harus menghadirkan hati dan membuang sejauh-jauhnya setiap perkataan hati.
• Selalu mernungkan dan memahami makna ayat-ayat yang sedang dibaca.
• Hendaknya hati anak memberikan reaksi terhadap setiap perkara yang terkandung dalam ayat yang dibacanya.
• Tunduk dan khusyuk kepada Allah dan memperbanyak doa setiap selesai membaca Al-Qur’an. Karena doa sangat membantu anak dalam menghafal Al-Qur’an.
• Terbiasa dengan membaca 1 juz tiap harinya. Serta menjadikan bacaan dzikir pagi dan sore sebagai rutinitas harian yang tak pernah terlewatkan.
• Senanatiasa menjaga dan memperbanyak istigfar.
• Jangan sampai anak menjdi sombong karena Al-Qur’an yang dihafalnya.

Adab-adab Lahiriyah:
• Bersuci dan bewudhu sebelum tilawah Al-Qur’an
• Menghadap kiblat ketika tilawah Al-Qur’an
• Jika memulai dari awal surat hendaknya membaca “A’udzubillahi minasy syaithonirrojim, bismillahirrohmanirrohim”.
• Selalu rutin membca Al-Qur’an setiap hari agar tidak melupakan ayat yang sudah dihafalnya.
• Tidak memotong tilawah dengan perkataan yang tidak bermanfaat
• Hendaknya semampu mungkin memperindah bacaan Al-Qur’an.
• Menghormati mushaf Al-Qur’an dengan tidak meletakkannnya di lantai dll.
• Memilih tempat yang bagus untuk tilawah. Seperti masjid atau tempat yang enang di dalam rumah.
• Memilih waktu yang bagus untuk tilawah. Terutama waktu yang Allah menampakkan diri pada hamba-hambanya yang sholih.
Itulah cara bagaimana mgajarkan Al-Qur’an kepada anak dengan baik. Dan Islam sungguh sangat memperhatikan dalam hal ini agar para orang tua mengenalkan dan mengajarkan Al-Qur’an kepada mereka. Karena ia termasuk kitab suci umat Islam dan firman Allah SWT. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara Malaikat Jibril untuk di sebarkan kepada umat Islam sebagai pedoman hidup mereka.

http://www.luqmanulhakim.sch.id/2012/05/mengajarkan-al-quran-pada-anak.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kolaborasi orang tua dan guru dalam pendidikan Anak Usia Dini

MID SEMESTER KOLABORASI ORANG TUA DAN GURU DALAM PENDIDIKAN AUD OLEH : ISA HIDAYATI / 1100795 PG PAUD REGULER 2011 DOSEN PEMBIMBING: Nurhafizah ,M.Pd PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 1.       Jelaskanlah urgensi/pentingnya kolaborasi orang tua dan guru dalam mengembangkan kemampuan AUD !         Orang tua sebagai mitra guru   dalam pendidikan anak usia dini perlu mengetahui pembelajaran yang dilaksanakan anak di sekolah. Karena apabila orang tua   pasif dan tidak memperhatikan anaknya maka anak   dalam menerima pelajaran dari sekolah merasa bingung dengan dua dunia yang berbeda. Pembiasan-pembiasaan di rumah berbeda dengan apa yang diajarkan di sekolah sehingga anak akan menemui masalah dalam pembelajaran dan penyesuaian. Apalagi dalam pendidikan anak usia dini yang merupakan peletak dasar pendidikan pada anak.          Orang tua juga harus bisa menjadi pendukung pembelajaran

pengembangan program pembelajaran sains AUD

MAKALAH PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN SAINS AUD OLEH NAMA ANGGOTA: Zahratul Qalbi (1100776) Nora Elina (1100771) Dona sri rahayu (1100794) Syarifah nurza (1100792) Islamaisa (1100793) Della Delina (1100765) Ezi Alfrina (1100755) Syukrina Wiladatika (1100780) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURUPENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN SAINS AUD”.              Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Pengembangan Program Pembelajaran Sains AUD.Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pengembangan Program Pembelajaran Sains AUD. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kri

media audio visual dan serbaneka

Media pembelajaran audio visual dan serbaneka A.     Media Audio Visual 1.    Pengertian Media Audio Visual Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar.(Rohani, 1997: 97-98). Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media audiovisual merupakan kombinasi dari media audio dan media visual, atau biasa disebut media pandang dengar. Dengan menggunakan media audio visual ini maka penyajian isi tema kepada anak akan semakin lengkap dan optimal, selain itu media iini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini guru tidak berperan sebagai penyampaian materi bisa diganti oleh media. Peran guru bisa beralih menjadi fasilita