Sepertinya di tahun 2020 saya belum pernah menulis lagi di blog ini namun di media lain mungkin sudah, khususnya di Quora https://id.quora.com/profile/Isa-Hidayati?ch=10&share=98725737&srid=ciRRl (auto promosi wkwkwk).
Kali ini mau sharing pengalaman tentang insecure yang secara tidak sadar mengendap di jiwa saya, hahahhaha. lebay ya bahasanya.
check it out Guys....
Insecurity atau bisa dikatakan sebagai perasaan tidak aman yang mungkin saja pernah kita alami. Ketidakamanan atau insecurity ini bisa terjadi saat merasa malu, bersalah, kekurangan, atau bahkan tidak mampu. Biasanya yang kerap tejadi adalah saat merasa tidak aman, seseorang cenderung hidup dalam ketakutan. Setelah itu, semakin merasa tidak percaya diri. Salah satu alasan kuat mengapa seseorang merasa tidak aman atau nyaman adalah menilai diri sendiri terlalu rendah dan tidak percaya diri. Ketika seseorang merasa tidak percaya diri entah itu misalnya karena warna kulit, tinggi dan berat badan, bentuk wajah tak sesuai dengan keinginan, maka kamu akan memancarkan aura canggung.
Namun pada tulisan ini saya lebih membahas tentang rasa insecure yang muncul karena merasa tidak mempunyai kompetensi sebagai seorang dosen dibandingkan teman-teman sejawat yang lain. Ketika yang lain mampu menerbitkan artikel setidaknya 2 artikel setiap tahun saya malah di tahun 2019 tidak mempunyai riwayat penulisan artikel ilmiah sama sekali padahal sudah mulai bekerja dari Juni 2019.
Saya sering menyadari tentang kekurangan ini, namun tidak ada usaha untuk merealisasikan niat yang sebenarnya sudah ada untuk membuat sebuah publikasi. Padahal sebenarnya sudah ada beberapa tulisan yang saya buat dari sub topik tesis saya di tahun 2018.
Insecure selalu muncul ketika saya mencoba mencari artikel-artikel yang berkaitan dengan Anak Usia Dini, yang muncul beberapa artikel dari orang-orang yang saya kenal. Ketika mencoba menelusuri riwayat penulis, Wow ternyata mereka rutin menulis setiap tahun dan bahkan menulis buku. Ketinggalan jauh sekali saya.
Namun saya pernah mendengar kata-kata bijak "tidak apa2 terlambat dari pada tidak pernah sama sekali", belajar dari hal itu saya mencoba untuk menggali informasi tentang diri sendiri. Kira-kira saya tertarik menulis tentang hal apa dan bagaimana agar saya mempunyai publikasi setiap tahun. Kemudian saya mencoba membuat list step by step yang harus saya lakukan agar mempunyai publikasi, diantaranya:
- Kembali mencari tulisan-tulisan yang sebenarnya sudah saya tulis namun belum pernah dpublikasi (tesis) dan mencoba mengembangkannya.
- Mencoba mengembangkan karya tulis melalui daily work yang saya lakukan. Misalnya tugas-tugas mahasiswa yang ampu mata kuliahnya kemudian dikembangkan.
- Mencari daftar jurnal yang bisa disubmit dan periode waktu mengupload karya.
- Mencoba mengembalikan kebiasaan membaca setiap hari.
- Aktif mencari informasi tentang isu-isu yang sedang trending tentang PAUD seperti berselancar di internet, aktif dalam berbagai pertemuan ilmiah, berdiskusi dengan teman sejawat.
- poin pentingnya membuat catatan tentang semua aktifitas penting yang sudah saya lakukan dan membuat target waktunya.
Apakah semua hal di atas sudah saya lakukan? oh tentu BELUM, saya baru menyadari ke-insecure-an saya ini beberapa hari yang lalu. Namun untuk poin 1 dan 5 sudah mulai saya kerjakan.
sekian tulisan saya malam ini yang lebih kepada curhatan dosen muda yang masih belum bisa membuat banyak publikasi.
wkwkwkwkwkwk
Terimakasih sudah membaca dan semoga saja salah satu dari viewer tulisan ini bisa mengajak saya untuk kolaborasi dalam menulis, hahahahahha. owh iya corcern penulisan saya tentang pendidikan khususnya Pendidikan Anak Usia Dini.
feel free to contact me at isahidayati@unimed.ac.id
cheer up !!!
sumber bacaan :
sumber gambar:
Komentar
Posting Komentar