Langsung ke konten utama

Murid VS Mahasiswa (TK VS Perguruan Tinggi)



Setidaknya saya pernah mengajar di dua Jenjang Pendidikan ini. Walaupun dalam kurun waktu yang masih seumur jagung.

Menjadi Pendidik ketika zaman Praktek Lapangan di TK waktu S1 tahun 2014 selama satu semester.

Guru salah satu sekolah di Padang Panjang 2015 sekitar 8 bulan.

Kemudian tahun 2017,  waktu menunggu keputusan nama pembimbing Tesis, sempat ngajar lagi walaupun kurang dari 3 bulan tapi setidaknya memberikan ilmu yang banyak tentang mengelola sekolah sosial yang baru dirintis. 

Alhamdulillah sekarang tetap menjadi Pendidik lagi walaupun dengan tingkatan peserta didik Mahasiswa.
Yah pengalaman ini baru saya rasakan sekitar 5mingguan.


Ada poin penting yang saya dapat dari dua pengalaman ini khususnya  pengalaman tentang peserta didiknya. Apa itu?


Di TK  peserta didik  dipanggil dengan sebutan "Murid" sedangkan ketika di Perguruan tinggi peserta didik dipanggil dengan sebutan "Mahasiswa".
Ternyata panggilan ini tidak sekedar sebutan sebagai pembeda saja namun mempunyai arti yang lebih.


Murid dan Mahasiswa sama-sama peserta didik yang berhak mendapatkan layanan  pendidikan sesuai  dengan jenjang yang ditempuhnya.

Namun hal dasar yang membedakan adalah Murid  harus benar-benar mendapatkan bimbingan full dari seorang gurunya. Murid disuapin oleh gurunya dalam hal menuntut ilmu. Seperti kalo makan pisang nih
Guru mesti bukain kulitnya trus nyodorin ke mulut si anak, ibarat kata anak tinggal makan aj.
Guru masih menjadi primadona si anak, menjadi role model anak dalam hal apapun. Mungkin akan banyak ditemui anak-anak yang lebih percaya guru daripada orang tuanya ketika mau melakukan sesuatu. :D

Beda Halnya dengan Mahasiswa pembelajaran yang diberikan lebih banyak kepada Pedagogi karena mereka akan menjadi calon pendidik. Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran orang dewasa. Mahasiswa dianggap telah mampu untuk memahami dan mengarahkan dirinya sendiri dalam menuntut ilmu. Dosen hanya sebagai fasilitator saja. sedangkan guru TK harus dengan sabar meletakkan pondasi dalam segala macam aspek perkembangan anak.

Tidak bisa memilih mana  yang lebih mudah jadi Pendidik si "Murid" atau Fasilitator si "Mahasiswa"

Ketika menjadi pendidik Murid di TK, kita harus benar-benar meletakkan dasar yang tepat agar dalam perkembangan ke depan tidak salah. Masa TK apapun yang diajarkan akan melekat kuat diingatan anak. Jadi harus bijak dalam menyampaikan informasi kepada anak.

Namun ketika menjadi pendidik Mahasiswa apabila tidak bisa memfasilitasi  dengan baik, kesalahan yang terjadi tidak hanya pada Mahasiswa saja tapi akan berlanjut juga pada peserta didik dari Mahasiswa nantinya.
Double Kill ya :D


So, What should We do?
Belajar lagi
Belajar terus
Belajar sampe nafas berhenti, asyikk :D
Ya gitu sih,
lakukan sesuatu sesuai dengan versi terbaik dirimu.
Ini gak hanya berlaku ketika menjadi pendidik saja tapi jadi apapun sesuai your passion.

Isa
Medan, 20 September 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kolaborasi orang tua dan guru dalam pendidikan Anak Usia Dini

MID SEMESTER KOLABORASI ORANG TUA DAN GURU DALAM PENDIDIKAN AUD OLEH : ISA HIDAYATI / 1100795 PG PAUD REGULER 2011 DOSEN PEMBIMBING: Nurhafizah ,M.Pd PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 1.       Jelaskanlah urgensi/pentingnya kolaborasi orang tua dan guru dalam mengembangkan kemampuan AUD !         Orang tua sebagai mitra guru   dalam pendidikan anak usia dini perlu mengetahui pembelajaran yang dilaksanakan anak di sekolah. Karena apabila orang tua   pasif dan tidak memperhatikan anaknya maka anak   dalam menerima pelajaran dari sekolah merasa bingung dengan dua dunia yang berbeda. Pembiasan-pembiasaan di rumah berbeda dengan apa yang diajarkan di sekolah sehingga anak akan menemui masalah dalam pembelajaran dan penyesuaian. Apalagi dalam pendidikan anak usia dini yang merupakan peletak dasar pendidikan pada anak.          Orang tua juga harus bisa menjadi pendukung pembelajaran

pengembangan program pembelajaran sains AUD

MAKALAH PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN SAINS AUD OLEH NAMA ANGGOTA: Zahratul Qalbi (1100776) Nora Elina (1100771) Dona sri rahayu (1100794) Syarifah nurza (1100792) Islamaisa (1100793) Della Delina (1100765) Ezi Alfrina (1100755) Syukrina Wiladatika (1100780) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURUPENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN SAINS AUD”.              Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Pengembangan Program Pembelajaran Sains AUD.Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pengembangan Program Pembelajaran Sains AUD. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kri

permainan frobel

MEDIA PEMBELAJARAN AUD PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN FROBEL BOLA KUBUS DAN SILINDER DARI KAYU OLEH: KELOMPOK II TISNA SYAFNITA/1100778 ISA HIDAYATI/11000795 GEMALA RANTI/1100779 FITRA ANIZA/1100766 DESIANTI/1100803 LISA MONIKA/1100768 ISLAMAISA/1100793 LITA HARTATI/1100795 EKA RESKI AMANDA/1100777 EDUPA CENTIA/ PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 ALAT PERMAINAN   FROBEL BOLA, KUBUS DAN SILINDER DARI KAYU Pandangan Froebel Froebel yang bernama lengkap Friedrich Wilheim August Froebel, lahir di jerman pada tahun 1782 dan wafat tahun 1852. Pandanganya tentang anak banyak dipengaruhi oleh Pestalozzi esrta para filsuf Yunani. Froebel memandang anak sebagai individu yang pada kodratnya bersifat baik. sifat yang buruk timbul karena kurangnya pendidikan atau pengertian yang dimiliki oleh anak tersebut. Setiap tahap perkembangan yang dialami oleh anak harus dipandang sebagai s